Ω Story of Broken dream





"Even if you were a million miles away
I could still feel you in my bed
Near me, touch me, feel me


And even at the bottom of the sea
I could still hear inside my head
Telling me, touch me, feel me
And all the time, you were telling me lies


So tonight, I'm gonna find a way to make it without you
Tonight, I'm gonna find a way to make it without you
I'm gonna hold on to the times that we had
Tonight, I'm gonna find a way to make it without you.."


Pagi itu alarm pun berbunyi.. dia pun terbangun dari tidurnya..
"hari biasa ditempat biasa." seakan penuh akan berat hati, perlahan dia pun menlangkahkan kakinya menuju kamar mandi.


"PAGI HARI YANG BIASA"
Kembali dihadapkan satu pemandangan kontras, di depan nya tersaji sarapan khas pagi hari, namun dihadapannya tersaji dua orang insan yang berseteru.
Dalam hatinya slalu bergumam. "napa sih bokap nyokap gw ga bisa hidup damai kaya orang-orang?"
Mungkin hanya Tuhan yang tau jawabnya.
Tibalah saatnya dia dihadapkan dengan dua tembok beton tinggi menjulang dengan pagar besi sebagai penghubungnya. Kembali kesekolah.


"maaf pak, saya terlambat"
"kamu lagi, kamu lagi, sudah berapa kali bapak bilang, sudah hari ini kamu ga usah sekolah, sana pulang." Seakan kurang menghargai pengorbanannya menuju sekolah bapak guru berumur 50tahunan itu mengusirnya dengan logat jawa yang khas.
Dengan senyumnya yang khas Imelda pun membalikan badannya, perlahan menghilang.


Mencoba menghilangkan penat hanya satu tempat tujuannya saat ini. Puncak.


"BESTFRIEND"
Setiba di puncak.
Seakan heran melihat sahabatnya berada ditempat yang sama dia pun menanyakannya. "Dhean, lu ngapain disini?"
"gw tau lu bakalan telat, dan gw tau lu bakalan kena marah Pak Husein, makannya gw kesini."
"thanks ya, lu udah mau kesini."
Hari ini, masih sama seperti hari-hari pelarian lainnya, dalam sejuknya puncak mereka lepaskan segala penat yang ada.
"ga kerasa udah sore lagi, Dhean.. makasih ya lu udah mau nemenim gw"
Dia pun menjawab dengan senyumnya yang khas, "inget jangan sering-sering lu kaya gini, absen gw numpuk ni."
"iya, gw janji koq."
Waktu berlalu begitu cepat, menyisakan sebuah kenangan dua orang dalam satu tempat.


Home Sweet Home?
Entahlah bagaimana dia menggambarkan suasana rumahnya selama ini, ayah yang selalu selingkuh, ibu yang selalu pulang larut malam, dan saudara yang hobinya keluyuran malam, semua seakan lebih sempurna dengan hadirnya Tante Yurika si perusak suasana.
"dari mana aja kamu jam segini baru pulang?"
"bukan urusan tante."
"Elda.. Elda.. ELDA!"
BRAK.. seketika pintu kamar pun langsung ditutupnya.

No comments: